Peace Generation Indonesia (PeaceGen), sebuah NGO perdamaian yang berkantor di Bandung, menggunakan Board Game sebagai media kreatif menebar perdamaian kepada anak muda.
Pada tahun 2017, PeaceGen menyelenggarakan Board Game For Peace (BGFP) pertama, yang dilaksanakan di 5 kota di Indonesia, mulai dari Bandung, Solo, Surabaya, Makassar, hingga Padang.
Tahun ini, PeaceGen kembali menggelar acara serupa yang bertajuk BGFP 2.0. Selain hadir di 5 kota lama, BGFP 2.0 juga akan hadir di 7 kota baru, mulai dari Aceh, Cirebon, Palembang, Samarinda, Ambon, Palu, hingga Bima.
Menurut Divisi Program dan Kerjasama PeaceGen, Taufik Nurhidayatullah, BGFP 2017 mendapat sambutan baik dari khalayak, terbukti dengan banyaknya calon peserta yang mendaftar.
“Calon peserta itu kemudian diseleksi menjadi 60 peserta di setiap kota, gabungan antara pelajar dan mahasiswa. Secara total, acara ini telah melahirkan 300 agen perdamaian dari 5 kota,” ungkap Divisi Program dan Kerjasama PeaceGen Taufik Nurhidayatullah dalam rilisnya kepada RMOLJabar, Jumat (28/9).
Acara BGFP 2017 selesai pada bulan Februari 2018 lalu. Ia berharap, acara BGFP 2.0 tahun ini bisa semakin meriah.
“BGFP 2017 telah melahirkan 300 Agent of Peace dari lima kota. Board game menjadi media alternatif yang mudah diterima oleh anak muda untuk menebarkan perdamaian, dan meredam segala bentuk kekerasan ekstrem. Di acara ini juga kita mendorong peserta untuk terus ikut serta menebarkan perdamaian di daerahnya masing-masing. Saya berharap BGFP 2.0 tahun ini bisa semakin meriah,” kata Taufik.
Senada, Kepala Divisi Kreatif PeaceGen Arijal mengatakan, BGFP sangatlah efektif dihadirkan di tengah-tengah lingkungan anak muda masa kini yang rentan terkena bermacam kekerasan ekstrem.
Dengan nilai-nilai dan pesan perdamaian yang terkandung di dalamnya, Board Game menjadi salah satu alternatif menebarkan perdamaian kepada anak muda Indonesia.
“Tahun ini kita akan kembali menggelar dengan nama BGFP 2.0. Total 12 kota yang akan menjadi tempat penyelenggaraan BGFP 2.0 ini. Diharapkan dari acara ini bisa melahirkan lebih banyak Agent of Peace yang berupaya menebarkan perdamaian dengan cara kreatif khas anak muda. Bermacam bentuk kekerasan ekstrem seperti praktik bullying, ujaran kebencian, hingga pembunuhan, mesti ditangkal dengan cara kreatif,” ujar Arijal.
Arijal menambahkan, dari bulan Agustus hingga September ini, BGFP 2.0 telah terselenggara di Solo, Makassar, dan Banda Aceh. Pada tanggal 28-30 September mendatang, BGFP 2.0 akan diselenggarakan di Cirebon.
Sementara puncaknya, lanjut Ia, BGFP 2.0 berakhir pada Desember, di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Ia berharap acara ini bisa menjadi upaya bersama demi menjadikan dunia semakin damai.
“BGFP 2.0 pada bulan Agustus dan September ini sudah terlaksana di Solo, Makassar, dan Banda Aceh. Kota selanjutnya yaitu Cirebon. Acara ini berakhir pada bulan Desember mendatang, di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Saya berharap ini merupakan upaya gotong royong demi membangun dunia lebih damai, khususnya di Indonesia,” tandasnya.
Penulis: Zulkifli Fajri Ramadan