12 NDP Mengajarkanku Cara Menyikapi Konflik dengan Tepat

perbedaan konflik dan kekerasan
Ilustrasi by: cupoftiw_
Tahun 2020 menjadi perkenalanku dengan dunia pendidikan perdamaian yang telah mengajarkanku banyak hal. 

Halo, namaku Andini. Aku akrab disapa dengan Andin. Aku lahir di Takalar, Sulawesi.  Biasanya, aku menjalani banyak aktivitas di luar rumah, tetapi pada tahun 2020, pandemi mulai masuk ke Indonesia yang menyebabkan semua aktivitas di luar rumah dibatasi dan mengharuskan aktivitas offline menjadi online.

Begitu pula dengan kegiatan internship yang dilaksanakan oleh PeaceGen yang seharusnya dilaksanakan secara tatap muka, kini dialihkan menjadi online via zoom

Namun, walaupun internship kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, hal ini tidak membuat semangatku hilang. Aku dan teman-teman dengan senang hati mengikuti internship secara online. 

Saat bertemu di internship via zoom kami saling berkenalan satu sama lain. Aku mendapatkan teman dari berbagai kampus di Sulawesi Selatan dengan karakter berbeda-beda. Walaupun kami berteman online, tetapi kami tetap kompak kok, hehe… 

Aku mengikuti Training 12 Nilai Dasar Perdamaian, kebanyakan training-nya dilakukan pada malam karena beberapa diantara kami ada kuliah atau kegiatan yang lain. 

Training 12 Nilai Dasar Perdamaian

Selama belajar 12 Nilai Dasar Perdamaian, aku mulai tahu banyak hal. Banyak hal yang aku maksud ini mulai dari nilai pertama sampai nilai keduabelas, mulai dari menerima diri, hingga perbedaan konflik dan kekerasan.

Pertama, tentang  menerima diri. Nilai yang mengajarkan bagaimana menerima keunikan dari diriku dan yakin setiap orang punya versinya masing-masing.

Dari nilai ini, aku belajar bahwa kita harus berdamai dengan diri serta lingkungan sekitar untuk menghasilkan energi positif.

Kedua, nilai tentang prasangka. Awalnya, sebelum memahami nilai ini aku sering berprasangka buruk terhadap orang lain yang baru aku lihat. 

Aku jarang sekali berpikir positif terhadap orang baru dan selalu melihat dari penampilan luarnya, bukan dari dalamnya.

Setelah paham nilai ini, aku sadar bahwa tak selamanya yang kita lihat buruk penampilan luarnya itu selalu buruk orangnya. Namun, kita harus menilai dari berbagai sisi bukan hanya dari satu sisi saja.

Ketiga, tentang perbedaan etnis. Nilai yang mengajarkan bagaimana kita saling menghargai dan saling memahami.

Keempat, perbedaan agama. Di PeaceGen mengajarkan aku menjadi manusia yang memegang teguh kata beda keyakinan nggak usah musuhan, hehehe.

Kalimat yang terdengar sederhana, tetapi sangat bermakna bagiku. Karena aku berteman yang berbeda agama namun saling menghargai dan bertoleransi. 

Kelima, perbedaan jenis kelamin. Perbedaan ini banyak sekali yang menyalah artikan dan sebelumnya aku pun pernah seperti itu.

Awalnya, aku pikir laki-laki jauh lebih hebat dari perempuan dan aku baru tahu saat training di PeaceGen, bahwa kodratnya laki-laki dan perempuan dimanapun itu tetap sama dan harus saling melengkapi. 

Keenam, perbedaan status ekonomi. Nilai yang mengajarkan aku bahwa bagaimanapun kondisi ekonomi, kita tidak boleh minder, kaya gak sombong, miskin pun gak minder.

Ketujuh, perbedaan kelompok atau geng yang mana sebelumnya aku belum paham alasan banyaknya diantara teman-temanku yang membuat geng atau kelompok. Pada nyatany,  memang orang seperti itu butuh pengakuan. 

Untungnya, aku tidak termasuk orang yang ada di dalam geng yang negatif. Boleh sih geng asal dalam hal positif atau geng belajar, hehe.

Kedelapan, keanekaragaman. Berangkat dari negara kita, Indonesia yang punya keragaman suku, budaya, dan yang lainnya tetap satu sesuai semboyannya Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda, tetapi tetap satu.

Sembilan, konflik. Aku banyak belajar dari nilai ini bagaimana cara menyikapi konflik. Cepat atau lambat konflik itu kulalui tergantung dari sikapku menghadapinya. 

Kesepuluh, menolak kekerasan. Banyak orang di luar sana yang tidak berfikir lalu bertindak. Disini mengajarkan aku bagaimana seseorang  bertindak pakai otak bukan pakai otot.

Ada begitu banyak perbedaan konflik dan kekerasan yang terjadi, tetapi melalui PeaceGen, aku belajar untuk menghadapi semua itu.

Kesebelas, mengakui kesalahan. Awalnya aku orang yang sering kali tidak mau mengalah dan tidak mengakui kesalahan. Dari nilai ini aku belajar bahwa mengakui kesalahan sendiri adalah bentuk dari penyelesaian masalah. Pantas selama ini masalahku tak kunjung selesai, karena aku jarang mengakui kesalahan sendiri.

Keduabelas, memberi maaf. Nilai yang sangat membawa perubahan untuk aku pribadi. Aku maupun kamu sebagai manusia harus memberi maaf, karena suatu hari kata maaf juga pasti akan kamu butuhkan dari seseorang. 

Salam perdamaian dari aku. 

Penulis:
Andini (Agent of Peace Makassar)

Editor:
Mela Rusnika (Media Officer PeaceGen)
Siti Maratun Nuraeni (AoP Chapter Purwokerto)
Hidayah Tria Ananda (AoP Chapter Makassar)

Daftar untuk mendapatkan info & promosi menarik!