Nama saya Muhammad Annas Abdul Faqih, saya lahir di Banyumas pada tanggal 17 November 1997. Saya adalah anak kedua dari dua bersaudara. Saat ini saya merupakan mahasiswa semester VIII Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.
Saya mengambil jurusan Studi Agama-agama. Alasan mengapa saya memilih jurusan ini dikarenakan besarnya rasa penasaran pada studi agama-agama selain islam yang menurut saya unik.
Sejak saya kuliah di jurusan studi agama-agama, saya menjadi seseorang yang lebih toleran. Disamping itu, ilmu-ilmu yang saya peroleh pun tidak sedikit yang bisa saya terapkan kedalam kehidupan pribadi saya .
Saya sangat antusias pada semester ini untuk mengikuti PPL atau Praktek Pengalaman Lapangan di karenakan tahun lalu tidak mengikuti kegiatan tersebut bersama teman-teman satu angkatan. Kali ini dengan semangat membara saya mencoba mendaftarkan diri.
Lokasi PPL untuk Prodi Studi Agama-agama di bagi enam yaitu, di Peace Generation Bandung, Fahmina Cirebon, Penyuluh Agama Banyumas, Pendamping Desa Banyumas, Wadas Kelir dan Guru Aqidah atau Pendidikan Agama Islam.
Dari sekian banyak pilihan lokasi PPL saya memantapkan untuk memilih yang di Peace Generation Bandung.
Singkatnya waktu PPL 4 minggu, minggu pertama training belajar 12 Nilai Dasar Perdamaian atau biasa di sebut dengan 12 NDP.
Pada 12 NDP ini, saya sangat tersentuh pada nilai pertama “ Berdamai Pada Diri Sendiri ”. Bagaimana menurutmu tentang berdamai dengan diri sendiri? terdengar sulit atau mudah?.
Untuk bisa berdamai dengan diri sendiri harus belajar untuk mendengarkan, merasakan, dan menghargai diri sendiri, disinilah saya merasakan ada trouble atau masalah dalam diri saya. Akar dari penderitaan adalah konflik dengan diri sendiri. Orang tak menemukan kedamaian. Walaupun, ia dikelilingi berbagai kenikmatan yang bisa diberikan oleh teknologi dan ilmu pengetahuan. Ia terus menolak dan bermusuhan dengan emosi dan pikiran yang muncul, terutama yang menyakitkan. Padahal, semakin kita membenci emosi dan pikiran yang menyakitkan, maka penderitaan yang kita rasakan justru menjadi semakin besar.
Jalan keluar dari semua ini sebenarnya sederhana namun berat, yakni berdamai dengan diri sendiri. Di dalam diri kita, ada beragam emosi dan pikiran yang menumpuk. Memang, sejatinya, mereka semua kosong, karena hanya berupa bayangan-bayangan sementara. Namun, kerap kali, kita lupa hal ini. Kita mengira, itu semua adalah nyata, lalu menggenggamnya erat-erat.
Saya berfikir untuk apa saya terlalu jauh membahas ataupun mengamalkan nilai – nilai dasar selanjutnya jika pada nilai pertama tidak bisa terselesaikan untuk itu saya harus mengeluarkan inner peace setidaknya dalam diri saya ada cahaya kedamaian yang keluar dan memancarkan sinar – sinar kedamaian kepada orang – orang terdekat saya.
Proses ini membawa kita untuk mengenali sisi terdalam dari diri kita yang sebenarnya. Sisi ini hanya punya satu rasa, yakni rasa cinta atau damai yang begitu dalam. Dengan mengenali unsur terdalam diri kita ini, kita bisa memeluk apapun yang datang dan terjadi dengan penuh kedamaian. Dititik inilah kita sungguh berdamai dengan diri kita sendiri. Proses ini tidak mudah membutuhkan waktu yang cukup lama setidaknya ini akan menjadi aksi awal saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan mengalami kemajuan awal kehidupan yang sebenarnya.
Minggu kedua dan ketiga adalah praktek lapangan, saya mendapatkan tugas di bagian divisi creative tugasnya membuat konten dan infografis, saya cukup menikmati pekerjaan tersebut karena Alhamdulillah sedikit tahu tentang aplikasi desain seperti CorelDraw dengan bimbingan Mas Jalu yang memberikan ilmu desainnya selama di PeaceGen itu menjadikan pekerjaanku lebih mudah.
Minggu keempat adalah minggu terakhir PPL di PeaceGeneration yaitu membuat laporan.
Terima kasih PeaceGen sudah mengenalkan saya pada konsep inner peace, kedamaian di dalam.
Penulis: Annas Faqih (Mahasiswa Jurusan Studi Agama-Agama, IAIN Purwokerto)
Editor: Hayati
Kamu AoP punya cerita perubahan? Kirimkan ceritamu ke [email protected]