AoP Makassar: Punya Teman Beda Agama Setelah Ikut Kegiatan BGFP 2.0, Kenapa Tidak?

teman beda agama
Ilustrasi by: cupoftiw_
Dulu aku orangnya tidak bisa menerima perbedaan. Setelah masuk PeaceGen bisa berteman dengan orang yang beda agama. 

Aku punya teman beda agama dan suku karena sering berpindah-pindah. Aku lahir di Indonesia bagian timur, yaitu Jayapura. Kemudian aku berpindah ke Indonesia bagian tengah, di Sulawesi Selatan tepatnya di kota Baru.

Aku keturunan Ternate-Bugis dan sering berpindah-pindah tempat tinggal. Menjadi siswa pindahan merupakan hal yang biasa bagiku. 

Pindah dari satu sekolah ke sekolah lain dan berinteraksi dengan suku-suku yang berbeda merupakan hal yang sering kulakukan bahkan hingga saat kuliah.

Kini, aku berstatus sebagai mahasiswa di Universitas Hasanuddin Makassar jurusan Sastra Jepang.

Aku yang seringkali bertemu dengan orang-orang baru saat sekolah dulu, menjadi ketagihan hingga di bangku perkuliahan.

Alhasil aku tidak hanya duduk manis mendengarkan dosen saat di kelas, namun ketika ada waktu senggang aku menyempatkan waktu untuk mencari pengalaman di luar kampus dengan mengikuti berbagai komunitas yang ada.

Aku sangat senang karena dapat berinteraksi dengan lebih banyak orang yang memiliki kebudayaan, karakter, serta pengalaman berbeda-beda yang bisa menjadi bahan untuk diriku belajar. 

Sebenarnya sewaktu sekolah, dulu aku memang sudah terkenal aktif di berbagai organisasi, baik di sekolah maupun di luar sekolah. 

Aku juga sering menjadi perwakilan sekolah dalam berbagai ajang lomba baik tingkat kecamatan bahkan tingkat nasional.

Suatu kebanggaan bagi diriku dan menjadi wadah untuk mengembangkan diri. Hal ini berlanjut hingga aku duduk di bangku kuliah. 

Awal Mula Aku Mengenal PeaceGen

Salah satu yang berkesan bagiku dan masih kujalani sampai saat ini adalah keikutsertaan dalam komunitas PeaceGen Makassar. 

Bermula di tahun 2018, Peace Generation mengadakan kegiatan Board gGame For Peace 2.0 yang bertempat di Jl. Star Hotel di kota Makassar. 

Aku yang sangat gemar berinteraksi dengan orang lain dan sangat percaya akan adanya perdamaian di negeri ini sangat tertarik untuk ikut serta dalam kegiatannya.

Tanpa ragu aku mendaftarkan diri dengan harapan semoga bisa terpilih untuk mengikuti kegiatan ini. Aku sangat bersyukur ketika namaku ada sebagai salah satu peserta kegiatan ini.

Dalam kegiatan ini banyak hal baru yang aku pelajari khususnya tentang perdamaian. Kami belajar bersama dengan orang-orang baru yang baru saja kami temui saat itu.

Awalnya mungkin masih ada rasa malu diantara kami, namun seiring berjalannya kegiatan ini akhirnya percakapan mulai mengalir begitu saja. 

Mulai dari menanyakan identitas hingga pengalaman masing-masing. Ketika berada dalam kegiatan ini aku benar-benar merasakan adanya toleransi dan saling menghargai.

Terlebih saat kami belajar tentang perdamaian dengan media yang mengasyikkan yaitu board game.

Board game ini yang pada akhirnya sampai sekarang masih sering mempertemukan aku dengan banyak orang dan mencairkan suasana.

Aku sangat senang mengikuti kegiatan ini dari awal hingga akhir. Awalnya aku kira kegiatan ini hanya berupa pemberian materi terus menerus.

Namun, nyatanya jauh dari yang kuperkirakan. Dari awal kegiatan sampai akhir membuat aku merasa waktu begitu cepat berakhir. Padahal aku sangat ingin kegiatan ini berlangsung lebih lama karena seru sekali.

Menebar Perdamaian dengan Media Board Game dan Ular Tangga

Setelah kegiatan itu aku tidak berhenti begitu saja dalam mengikuti kegiatan PeaceGen Makassar.

Aku juga sering mengikuti kegiatan menebar perdamaian dengan PeaceGen, apalagi menggunakan board game yang menurutku sangat mengasyikkan.

Selain karena dapat bertemu dengan orang dewasa, aku juga dapat bertemu dengan anak-anak yang tidak kalah seru ketika bermain dengan mereka. 

Selain board game, aku juga sering ikut bermain ular tangga raksasa yang disediakan oleh PeaceGen. Dalam ular tangga ini juga mengajarkan nilai-nilai perdamaian kepada para pemainnya.

Suatu kesenangan dan kedamaian bagi diriku ketika dapat melihat tawa bahagia dari orang-orang disekelilingku saat bermain bersama mereka. 

Bermain board game dapat menyatukan beberapa orang dengan karakter yang berbeda, suku berbeda, bahkan negara berbeda. 

Aku pernah diajak oleh kakak-kakak PeaceGen Makassar untuk bermain board game bersama para refugee Afghanistan yang tinggal di Makassar

Aku sangat antusias mengikuti kegiatan ini karena selain dapat mengenal orang baru dari negara lain, sekaligus dapat melatih Bahasa Inggris aku.

Selain itu, aku juga pernah ikut bermain board game bersama mahasiswa pertukaran pelajar dari Jepang. 

Hal yang menarik bagiku karena mereka sebenarnya sudah pernah aku lihat ketika di kampus berhubung aku berkuliah di Sastra Jepang. Ternyata aku bertemu mereka lagi dengan suasana yang berbeda. 

Kembali lagi aku bersyukur di kegiatan ini, karena dapat mengasah kemampuan bahasa Jepang-ku ketika berinteraksi dengan mereka. Walau sering menggunakan Bahasa Inggris juga. 

Bagiku, ketika aku bergabung bersama PeaceGen dan bertemu dengan banyak orang dengan berbagai perbedaan, membuatku sadar bahwa tidak semua dapat kita pelajari dan dapatkan di bangku pendidikan formal.

Banyak hal seperti komunikasi dengan orang banyak, menghargai orang lain yang memiliki perbedaan dengan kita, bahkan melebur adanya. 

Perbedaan itu sendiri juga bisa kita dapatkan di kegiatan-kegiatan yang kita ikuti, contohnya aku yang telah jatuh cinta dengan PeaceGen.

PeaceGen mengajarkanku banyak hal dalam berinteraksi dengan orang banyak, terutama saat bertemu teman beda agama. PeaceGen mengajarkanku pentingnya sikap saling menghargai dan bertoleransi dan juga mengajarkanku bahwa tidak semua hal serius harus dipelajari dengan cara yang serius. 

Terima kasih PeaceGen. Aishiteru (Aku Cinta Padamu) PeaceGen.

 

Penulis:

Ardiny Triya Amaliah (AoP Makassar)

 

Editor:

Mela Rusnika (Media Officer PeaceGen)

Siti Maratun Nuraeni (AoP Chapter Purwokerto)

Hidayah Tria Ananda (AoP Chapter Makassar)

 

Daftar untuk mendapatkan info & promosi menarik!