AoP Solo: PeaceGen Membuatku Memahami Perbedaan

perbedaan agama
Ilustrasi: cupoftiw_
Aku Salma Aurelia Junes, biasa dipanggil Salma. Seorang muslim yang bersekolah di Yayasan Katolik SMP Regina Pacis Surakarta. 

Sebelumnya, aku bersekolah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan ingin melanjutkan pendidikanku di SMP N 1 Surakarta, tetapi karena adanya kebijakan zonasi, maka aku harus masuk ke sekolah swasta.

Lagi pula, menurutku, sekolah negeri yang dipilih berdasarkan zonasi belum tentu menjamin aku akan mendapatkan pendidikan yang layak dan pergaulan yang baik. Akhirnya, aku dan keluarga memutuskan untuk melanjutkan pendidikanku di sekolah swasta.

Sebenarnya, aku berencana untuk masuk ke sekolah Muhammadiyah atau sekolah swasta islam, tetapi karena pendaftarannya sudah ditutup semua, maka mau tidak mau aku harus melanjutkan ke sekolahku yang sekarang.

Pada awalnya, memang sulit dan takut terbawa agama dan ajaran mereka. Bahkan, semua guru dan temanku saat SD tidak ada yang mendukung, tetapi malah membully dan memojokkan. Mereka bilang, aku bukan lagi seorang muslim dan akan pindah agama.

Berat sekali rasanya jika harus mendengarkan perkataan orang yang tidak setuju.

Aku Berprasangka Saat Bertemu Teman Beda Agama

Di saat mengikuti tes seleksi masuk sekolah, aku bertemu dengan seorang teman yang beragama Kristen. Semua prasangkaku tentang orang yang berbeda agama menguap seketika.

Aku pikir jika bersekolah disana dan memiliki agama yang berbeda akan dijauhi, tapi ternyata tidak.

Mereka memperlakukanku dengan baik mmeskipun terdapat perbedaan agama dan orang yang pertama kali aku temui saat seleksi, kini menjadi teman baikku di sekolah.

Aku ingat betul, saat pertama masuk sekolah masih canggung dan khawatir akan dijauhi karena aku bukan seorang Kristiani.

Tapi lama kelamaan, aku sadar mereka tidak seperti itu, mereka sangat menghargai perbedaan. Meskipun kita berbeda agama bukan berarti tidak saling menyapa.

Aku Kagum dengan Sikap Toleransi Mereka

Hal yang paling berkesan saat sekolah di sana adalah ketika ada kegiatan di luar sekolah, seperti kegiatan kemah budaya dan retret.

Saat berkemah di Candi Borobudur, guru-guru menghentikan semua aktivitas ketika waktunya aku beribadah dan teman-teman mencarikan tempat aku beribadah. Sungguh tidak menyangka mereka semua akan bersikap seperti itu.

Peristiwa lain yang berkesan adalah saat ibadah retret. Retret merupakan kegiatan mengasingkan diri secara individu atau berkelompok dengan tujuan untuk refleksi, meditasi, dan berdoa di daerah yang jauh dari keramaian.

Meskipun retret bagian dari ibadah Katolik, tetapi nyatanya aku juga turut andil disana. 

Disaat aku beribadah sholat subuh, teman sekamarku memberi peringatan kepada temanku yang lain untuk diam. Mereka sama sekali tidak mengganggu ketika aku beribadah.  

Aku dan dua temanku yang beragama Islam juga diberi kesempatan untuk sholat lima waktu.

Selain itu, di saat hari raya mereka juga tidak canggung mengucapkan selamat kepada kami sebagai orang muslim, bahkan mereka ikut bahagia saat Idul Fitri dan Adha.

Bukan hanya itu saja, saat aku menjalankan ibadah puasa teman dekatku juga ikut berpuasa untuk menghargaiku.

Sungguh pengalaman yang sangat berharga bagiku. Dimana perbedaan agama bukan untuk perpecahan tapi untuk saling menguatkan. Mereka sangat menghargai perbedaan yang ada.

PeaceGen Membuatku Lebih Mengenal Perbedaan

Setelah bergabung di PeaceGen, aku makin mengerti tentang perbedaan. Aku lebih mengutamakan perdamaian daripada harus saling mengejek dan terpecah belah karena perbedaan, termasuk perbedaan agama. 

Di PeaceGen aku mengikuti berbagai kegiatan yang bermanfaat dan mendapatkan berbagai materi yang sangat bagus. Fasilitatornya juga sangat ramah dan sangat jelas dalam menyampaikan materi.

Aku pun menjadi lebih mengerti masalah tentang keberagaman dan bagaimana cara mengatasinya. 

Kemudian, saat sesi pertemuan online lewat Zoom, banyak pengalaman yang dibagikan sehingga menambah keseruan acara.

Itu adalah pengalaman yang bisa aku tulis. Sekarang aku makin tahu bila perbedaan itu tidak menyakitkan. Dan bisa menepis anggapan orang-orang yang sebelumnya membully-ku. 

Perbedaan ini bagiku perdamaian. Keberagaman bagiku adalah kebersamaan. Kebersamaan untuk saling berbagi, mengasihi, dan menghargai keberagaman yang ada.

Penulis :
Salma Aurelia Junes (Agent of Peace Solo)

Editor:
Mela Rusnika (Media Officer PeaceGen)
Siti Maratun Nuraeni (AoP Chapter Purwokerto)
Hidayah Tria Ananda (AoP Chapter Makassar)

 

Daftar untuk mendapatkan info & promosi menarik!