Materi tentang memaafkan diri sendiri dari 12 Nilai Dasar Perdamaian saya sampaikan saat kegiatan seminar berlangsung. Selain menjadi materi favorit saya, juga saya ingin memberikan energi yang sama kepada peserta remaja yang hadir dengan kondisi saya saat itu yang sedang tidak karuan.
Saat saya sangat aktif menjadi AoP dengan segala kegiatan yang telah saya ikuti, ada suatu masa dimana saya merasa masih kurang sesuatu. Saat itu saya hanya berpikir kurang sibuk lagi, maka saya menambah kegiatan dengan mengikuti workshop, pelatihan, dan mengikuti kembali beasiswa 12 Nilai Dasar Perdamaian.
Namun, hal tersebut ternyata belum cukup. Saya kemudian menyadari bahwa saya belum begitu banyak “berbagi”. Saya ingat kata seorang dosen saya dulu:
“Jika kamu ingin memberi roti kepada orang, seyogyanya kamu memiliki roti terlebih dahulu”.
Saya sadar bahwasanya saya memiliki banyak roti namun kurang gencar untuk berbagi lagi. Tibalah Mission of Peace dari Peace Camp. Misi ini memanggil saya untuk menjadi pembicara atau narasumber untuk membawakan materi 12 Nilai Dasar Perdamaian. Total 30 peserta remaja dari SMA Kabupaten Gowa yang mengikuti kegiatan tersebut.
Mereka mengikuti setiap rangkaian kegiatan webinar dengan seru. Begitupun saya yang merasa tertantang saat menyampaikan poin-poin penting dari materi tentang memaafkan diri sendiri ini.
Bagi saya, misi ini sangat seru dan menantang. Kalimat tersebutlah yang dapat menggambarkan suasana saat itu. Seperti biasanya, saya membawakan materi bukan dengan ceramah, namun lebih kepada role play dan juga poster. Seluruh peserta juga sangat antusias untuk dapat berkontribusi dalam kegiatan tersebut.
Saya selalu memiliki pengalaman baru dari setiap cerita atau kegiatan baru yang saya jalani selama menjadi AoP dan trainer di Peace Generation. Materi “memaafkan” merupakan materi favorit saya. Pada saat itu dengan senang hati saya bagikan kepada para pemuda penerus bangsa, untuk juga bisa ikut bersama-sama berkontribusi dalam perdamaian.
Saya mendapatkan insight baru setelah mengisi kegiatan tersebut. Ini membuktikan bahwa ternyata berbagi bukan membuat kita merasa kekurangan, bahkan hal tersebut menjadi sebuah kekayaan tersendiri untuk pribadi dan orang lain.
Editor: Mela Rusnika