Nama saya Multazam, saya adalah lulusan dari program studi Pendidikan Matematika Universitas Tadulako Palu. Saat ini saya bekerja sebagai Guru Matematika di salah satu sekolah negeri di Kota Palu. Saya juga aktif sebagai guru Les dan ‘pengajar lepas’ untuk beberapa mata pelajaran. Pertama kali saya bertemu dengan PeaceGen adalah melalui Program Training for Peace Educator di Palu.
Awalnya saya dinyatakan tidak lolos untuk menjadi peserta training tersebut karena pendaftar dan peminat kegiatan tersebut sangat banyak, tetapi dengan modal kenekatan serta rasa ingin tahu dan ketertarikan besar saya dengan program PeaceGen, saya memberanikan diri untuk mengkonfirmasi kehadiran saya dan datang langsung ke training tersebut dengan rasa was-was “takut ketahuan”. Namun, karena jalan yang sudah diatur oleh Allah SWT, ternyata sampai akhir, saya tidak ketahuan. Saya sangat menikmati training bersama para trainers yang luar biasa, keren, sangat easy going, asyik, dan jauh dari kesan membosankan. Saya merasa sangat bersyukur bisa belajar 12 NDP.
Melalui 12 NDP saya merasa memiliki “modal” untuk menyebarkan nilai perdamaian serta berguna di masyarakat. Belajar 12 NDP benar-benar membantu saya memahami diri saya sendiri dan orang lain. Sebelum mengaplikasikan dan menyebarkan 12 NDP kepada orang lain, saya terlebih dahulu memahami dan berusaha mengaplikasikan 12 NDP kepada diri saya sendiri. Perubahan yang saya alami sangat signifikan, saya lebih percaya diri, tidak gampang down ketika ada orang lain yang mencibir kekurangan saya, saya merasa bahwa saya itu spesial dan sama dengan orang lain, saya lebih menganalisis segala sesuatu sebelum menghakimi sesuatu atau seseorang, saya lebih menghargai perbedaan sebagai sesuatu yang indah, dan saya lebih mudah memaafkan dan memberi maaf.
Setelah saya bisa memahami 12 NDP, saya berusaha menyebarkan 12 NDP kepada orang-orang disekitar saya, terutama peserta didik saya, baik di sekolah maupun di tempat Les. Saya selalu berusaha menyisipkan 12 NDP di pelajaran yang saya ajarkan, melalui games, proses belajar-mengajar, pengkondisian keadaan kelas, alur ketika diskusi dan presentasi, dll. Perubahan yang nyata terhadap peserta didik saya di sekolah dan tempat les setelah mengetahui 12 NDP ini adalah mereka lebih tolerir dan menghargai perbedaan, ketika teman mereka ada yang menjadi korban bully atau ‘body shaming’ oleh teman lain, mereka berani untuk membela dan menasehati temannya itu, mereka juga tidak mudah termakan isu SARA untuk memecah belah mereka (terbukti dengan beredarnya isu SARA di sekolah beberapa waktu lalu), mereka mulai berani menengahi dan mendamaikan teman yang berselisih, dan mereka bisa mengahargai perbedaan pendapat dan tidak mudah menuduh atau menyudutkan teman lain yang pendapatnya berbeda dengan mereka.
Saat ini, saya dan teman-teman AoP Palu juga sedang berusaha menyebarkan 12 NDP di daerah Tondo Kiri bersama anak-anak disana. Saya dan teman-teman berusaha mengajarkan 12 NDP dengan tidak mengabaikan kodrat mereka sebagai anak-anak yang sangat suka bermain. Saya dan teman-teman berusaha membuat kegiatan yang mengasyikkan serta memodifikasi pembelajaran menjadi sebuah games/permainan agar 12 NDP bisa diterima oleh anak-anak tersebut.
Adapun perubahan yang terlihat dari anak-anak di Tondo Kiri adalah pada awal kegiatan mereka masih terlihat malu dan segan untuk berpartisipasi dalam kegiatan, mereka juga kadang berkelahi dan enggan ketika disuruh melakukan kegiatan pembelajaran atau kegiatan bermain. Namun, setelah beberapa kali bertemu dan melakukan kegiatan bersama teman-teman AoP serta sama-sama belajar dan mengenal 12 NDP, anak-anak mulai berani mengajukan diri untuk jadi bagian dari kegiatan, berani berpendapat, lebih aktif, belajar untuk tidak saling ejek, bahkan mulai tercipta kekompakan, mereka juga mau mengarahkan (tanpa memarahi) temannya yang kebingungan tentang materi atau kegiatan yang sedang dilakukan, serta lebih antusias.
Saya berharap semoga semakin banyak lagi para AoP yang siap dan bersedia menyebarkan 12 NDP, agar harapan untuk menciptakan perdamaian bukan lagi menjadi cita-cita, namun dapat sama-sama kita wujudkan.
Penulis: Multazam, Guru Matematika di sekolah Negeri Kota Palu
Kamu AoP punya cerita perubahan? Kirimkan ceritamu ke [email protected]