Nur Kholifah; 12 NDP membantu saya menerima masalah yang saya alami

Di Peace Generation saya mengikuti training12 NDP yang mengajarkan 12 Nilai Dasar Perdamaian atau juga yang sering disebut dengan 12 NDP, yang mencakup dengan “perdamaian”. Definisi Damai yakni tidak melukai satu sama lain, saling membantu, tidak saling membuly, dan tidak melakukuan kekerasan. Tidak hanya dengan 12 Nilai Dasar Perdamaian yang diajarkan untuk saling menghargai, akan tetapi saya juga diajarkan berdamai dan saling membantu dengan Board Game, Board Game mengajarkan saya agar tahu bagaimana caranya mempertahankan untuk saling bekerja sama dan saling menjaga erat sebuah pertemanan atau saling tolong menolong, selain itu saya juga diajarkan Info Grafis. Saya juga di damping dengan mentor yang sangat luar biasa dan sangat terlatih dengan baik cara mendampinginya sangat eksklusif.

Nur Kholifah (dengan kerudung cokelat) mau bermain boardgame, salah satu media pembelajaran di PeaceGen

Banyak sekali pelajaran yang saya terima di Training Peace Generation ini buat saya, ini pelajaran yang sangat berharga dalam kehidupan saya, dan sangat menantang juga karna menurut saya, belajar 12 Nilai Dasar Perdamaian adalah sebuah tantangan untuk diri saya pribadi, sehingga membantu saya untuk menerima masalah yang saya alami saat ini, dan bisa belajar untuk memaafkan masalah masa lalu dan bisa memaafkan kesalahan orang lain. Waktu pertama kali saya kuliah tidak sesuai apa yang keluarga harapkan, saya kuliah di jurusan Studi Agama-Agama sedangkan yang keluarga harapkan saya kuliah di jurusan perguruan atau dakwah, sehingga saya bisa menjadi penerus mereka, akan tetapi saya tidak bisa menepati itu dan akhirnya saya di keluarga merasa di asingkan karna mereka tau jurusan SAA itu sering ke Gereja, Klenteng dan tempat ibadah lainnya, sehingga mereka mengatakan saya kafir dan sesat dan yang lainnya itu perkataan yang membuat saya sakit hati dan merasa “down”, karena pada saat itu saya hanya ingin dukungan saja dari keluarga, dan pada akhirnya Ibu dan Ayah saya menerima saya dan mendukung saya, tapi untuk keluarga besar saya belum sama sekali menerima jurusan saya, saya di keluarga berusaha menunjukan bahwa saya di SAA bisa menjadi orang besar walaupun tidak harus kuliah di jurusan perguruan ataupun dakwah, saya buktikan saya di SAA menjadi ketua HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) saya buktikan itu akan tetapi mereka masih belum menerima saya di jurusan SAA, saya buktikan lagi bahwa saya ikut Gusdurian bisa menjadi orang yang bijak dan bisa menerima perbedaan saling menghormati, saya tanamkan rasa kekeluargaan di keluarga kecil Ayah sehingga mereka mau menerima dan membantu saya untuk mendukung saya terus hingga sekarang walaupun Ibu masih ada rasa takut saya akan pindah keyakinan, saya berusaha meyakinkan Ibu saya bahwa saya tidak akan pindah keyakinan. Dan pada akhirnya saya di pertemukan dengan 12 Nilai Dasar Perdamaian yang membuat saya sadar bahwa saya harus semangat dan menerima diri sendiri, perbedaan dan saling menghormati karna hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang ia tidak bisa hidup sendiri, selain diajarkan untuk saling memaafkan saya juga diajarkan untuk belajar ikhlas dan sabar tidak tergesa-gesa
dalam mengambil keputusan.

Selain training 12 NDP saya juga diajarkan untuk saling menghargai dalam bentuk apapun, seperti mendengarkan cerita mereka setiap minggunya, karna setiap hari Senin dan Jumat di Peace Generation ada pertemuan yang sering disebut Morning Reflection, dimana seluruh karyawan untuk saling tukar cerita, entah itu lucu, receh, dan membosankan hal kecil seperti itu yang membuat saya paham jika saling menghargai adalah salah satu sebuah perdamaian. Perubahan dalam diri saat ini adalah saya sudah mulai bisa meresakan kepekaan pada lingkungan, dan saya mulai menerapkan 12 NDP dalam diri saya sendiri karna saya menyadari bahwa itu sangat berharga sekali dalam hidup saya. Aksi yang akan saya lakukan adalah berbagi ilmu 12 NDP di komunitas dan kepada teman-teman saya dan menerapkannya satu dua kali di dalam keluarga saya bahwa dengan perbedaan itu kita bisa sempurna.

Penulis: Nur Kholifah (Mahasiswa Jurusan Studi Agama-Agama, IAIN Purwokerto)
Editor: Hayati

Kamu AoP punya cerita perubahan? Kirimkan ceritamu ke [email protected]

Daftar untuk mendapatkan info & promosi menarik!