Haii.. perkenalkan nama saya Onan Christanto, usia saya 22 tahun saya baru saja menyelesaikan studi saya di Universitas Tadulako Palu. Saya memiliki kepribadian yang periang, mudah bergaul, dan tidak pilih-pilih teman. Ya meskipun begitu saya juga memiliki sedikit sifat yang kadang agak keras dikit. Dikit aja yaa gak banyak kok.
Sebagai pribadi yang periang dan mudah bergaul, saya menjalani kehidupan seperti biasanya, belajar untuk pendidikan, berorganisasi untuk menambah wawasan, dan bermasyarakat untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah didapatkan selalu siklus disikataran itu. Ya meski siklus itu tak selalunya berjalan dengan baik, pasti dalam setiap proses kehidupan sering terjadi perselisihan pendapat, atau masalah yang lainnya namun semua itu masih bisa teratasi dengan baik.
Namun ada satu masalah yang dari pribadi diri saya agak malas untuk membahasnya terlalu dalam yaitu masalah sara. Masalah ini kerap kali terjadi di lingkungan masyarakat. Beberapa kali saya dan teman-teman lain berargumen mengenai masalah ini yang ujung-ujunnya menimbulkan multi tafsir di antara kami. Jadi untuk menyelesaikan perdebatan kami, kadang-kadang saya mengalihkan isu ke pembicaraan lain supaya hal itu berakhir dan tak menimbulkan permasalahan baru di lingkungan kami. Hal itu saya lakukan bukan karna saya kalah dalam berargumen atau tidak menguasai masalah yang sedang kami bahas, karena dalam perjalan menempuh pendidikan saya, saya juga belajar dan mendalami apa sih sara itu dan bagaimana penanganannya. Cuman lantaran saya berfikiran jangan sampai orang lain yang sedang berargumen dengan saya tidak mengerti dengan yang saya sampaikan dan menganggap yang saya sampaikan malah membuat orang lain tersingggung jadi saya selalu melakukan cara saya yaitu mengalihkan isu supaya tidak timbul masalah baru di lingkungan kami.
Sampai suatu saat di tahun 2019 saya mendapatkan pesan berantai di grup whatsaap tentang akan diadakannya Training for Peace Educator di Palu. Iseng-iseng aja saya buka linknya dan baca deskripsi di dalamnnya. Awalnya saya menanggapi itu hanya biasa-biasa aja karna sepintas baca, ah palingan hanya untuk orang-oraang tertentu saja jadi saya abaikanlah pesan berantai itu. Beberapa hari kemudian masuk lagi peasan berantai itu yang di kirimkan oleh teman saya melalui grup whatsaap, iseng-iseng lagi saya pura-pura bertanya apa isi dari link itu dia mulai memeberikan penjelasan akhirnya saya iseng lagi ah coba daftar siapa tahu terpilih sebagai peserta, mumpung kegiatan kampus lagi kosong juga lumayan kalo terpilih, bisa tambah wawasan. Akhirnya saya terpilih untuk mengikuti Training for Peace Educator.
Hari pertama saya mengikuti kegiatan dengan biasa-biasa, maklumlah penyesuaian diri dengan kegiatan, semua arahan saya ikuti dengan baik. Pas masuk materi pertama, kita saat sesi games, saya kebanyakan bermain dan lucu-lucuan ajarkan mulai muncul pemikiran kayaknya salah ikut kegiatan karena banyak games dan konsepnya menurut saya kayak kekanak-kanakan. Namun pada saat memasuki materi inti, saya mulai memahami apa yang di sampaikan dan apa yang di ingikan fasilitator bagi kami setelah mendapatkan materi dari Training for Peace Educator. Dari situ saya mulai serius mengikuti materi, ya meskipun kalau games saya paling semngat main games sampai menjahili teman lain. Lanjut kegiatan diakhir sesi 2, kami mendengarkan arahan bahwa kami akan di bagi kedalam 10 kelompok dan selanjutnya kita sebagai peserta yang akan membawakan sesi-sesi yang lain, sontak saya kayak tidak mood untuk mengikuti kegiatan selanjutnya karna saya sudah merasa asik dengan fasilitator yang sudah membawakan sesi sebelumnnya dengan sangat baik. Ya mau atau tidak kita mengikuti arahan dari panitia. Setelah kami mempelajari materi, akhirnya saya sadar bahwa ini tujuan baik untuk mepersiapkan diri masing-masing agar siap untuk menyampaikan dan menerapkan kembali 12 nilai dasar perdamaian ke masyarakat luas.
Setelah saya mempelajari dan memahami 12 Nilai Dasar Perdamaian (NDP), pemahaman saya semakin bertambah dan saya semakin yakin untuk menerapkan ini didalam kehidupan saya. Kini jika dalam lingkungan masyarakat membahas sara, saya memiliki konsep 12 NDP yang dapat saya gunakan untuk menjelaskan kepada orang lain dan apa yang saya jelaskan mengenai 12 NDP dapat di terima dengan baik di lingkungan saya bermasyarakat. Terimakasih PeaceGen yang sudah memberikan ilmu dan wawasan baru kepada saya. Salam dari Onan di Palu.
Ditulis: Onan Christanto (Pengurus PeaceGen Chapter Sulteng)
Editor: Hayati
Kamu AoP punya cerita perubahan? Kirimkan ceritamu keĀ [email protected]