Rama; Menerima Diri, Menghargai Diri Sendiri

Kehadiranku ditanah Sunda menyandang sebagai pendatang, dari keluarga perantau membuatku minder ditengah-tengah temanku yang mayoritas merupakan suku asli Sunda. Cacian, ejekan yang menggunakan logat bawaanku, logat Melayu mejadikanku berpikir bahwa diriku memang cocok sebagai bahan bully-an dan menjadikan ku sangat terpuruk hingga aku gak mau untuk pergi kuliah. Padahal waktu dan kehadiranku di kota Bandung menjadi ajang untuk pembuktianku kepada keluarga bahwa aku harus membanggakan keluarga dan menjadi panutan untuk adik dan saudara-saudaraku yang lain. Beban yang aku pikirkan dan ku pikul sendiri ini menjadikan pikiran yang tidak sehat karena membuatku meras tertekan dan selalu kepikiran.

Berangkat kuliah hanya sebatas memenuhi absen dan kewajiban, malas-malasan belajar dan hingga pada akhirnya aku lihat sebuat pelatihan perdamaian melalui Boardgames dengan salah satu nilai perdamaian yang menurutku berhubungan dengan kondisiku saat itu. Nilai perdamaian itu ialah Menerima Diri. Aku merasa cocok untuk mempelajari nilai ini karena sesuai dengan kebutuhanku saat itu (hingga saat ini) yang sangat rendah menilai diriku sendiri bukannya utuh memandang diri sendiri.

Pelatihan ini berlangsung selama tiga hari dua malam di sebuah hotel mewah dan bersama 60 Mahasiswa dan Pelajar yang lolos untuk mengikuti kegiatan ini. Alih-alih minder, aku justru terpacu dengan teman baru dan beberapa kegiatan yang menyenangkan dan tidak membosankan. Menikmati rangkaian acara dan bertukar sosial media membuatku berefleksi dengan diri ini.

Kegiatan Interfaith bersama Young Interfaith Peace Camp (YIPC), Bandung

Apakah benar aku benar memandang diri dengan justru merendahkan diri sendiri tanpa mengapresiasi?Apakah benar aku pantas menjadi objek bully setelah aku balik ke kampus nanti?

Juga apakah benar aku tidak memiliki potensi diri dan kelebihan? Apa aku cuma punya kekurangan aja?

Jika semua pertanyaan yang tadi itu selama ini menghantui intuisiku, kenapa aku bisa lolos program seleksi terpilih yang hanya dihadiri oleh 60 Mahasiswa dan Pelajar di Kota Bandung bahkan Jawa Barat.

Rama menjadi Fasilitator BGFP 02

Jika dibandingkan dengan jumlah Pelajar dan Mahasiswa di Kota Bandung hingga Jawa Barat  berapa jumlahnya? Ribuan? Ratusan ribu? Kenapa seorang Rama Zatriya Galih Panuntun yang terpilih?

Sepulang dari pelatihan itu aku berefleksi tentang diri sendiri, lebih dalam dan lebih nyata memandang diri. Bahwa sesungguhnya setiap manusia diciptakan dengan segala kekurangan, kelebihan, potensi dan bakat yang ada dalam diri. Selepas Boardgames For Peace 5 Kota tahun 2017, aku berada di beberpa organisasi dan komunitas dengan beberapa posisi yang cukup penting.

Di satu sisi aku memandang ini sebagai energi yang besar yang ku miliki dan bukti “inkonsistensi” karena bisa dianggap aku nggak fokus ke salah satu oganisasi atau komunitas. Tapi di sisi lain aku memandang ini menjadi potensi diri karena aku mampu mengatur waktu,  aku bisa membagi ruang untuk setiap komunitas yang “membutuhkanku”. Banyak organisasi yang membutuhkanku dan aku menghargai diriku dengan menyalurkan energi yang ku miliki dengan tepat menurutku.

Bagaimana kita memandang diri, Menerima Diri bergantung pada kacamata apa yang kita pakai. Kacamata negativisme atau optimisme dalam memandang kelebihan dan kekurangan diri. Bagaimana bisa mengubah kekurangan menjadi kelebihan menjadi tahapan sekaligus tantangan yang ditawarkan pada diri ini.

Itu baru satu nilai, nilai pertama, Menerima Diri. Masih ada 11 nilai lagi yang bisa kita gunakan dalam Modul 12 Nilai Perdamaian oleh Peace Generation. Dengan metode yang variatif dan mengasyikan membuat kita lebih sensitif terhadap permasalahan diri hingga diluar diri kita yang sedang terjadi. 12 Nilai Dasar Perdamaian menjadi mediaku untuk lebih bisa melihat kedalam dan berperan keluar dari diri untuk masyarakat, untuk keluarga dan minimal untuk diri sendiri.

Jadi kalo kamu lagi belajar 12 Nilai Dasar Perdamaian yang mana nih?

 

Penulis: Rama Zatriya Galih Panuntun (Trainer PeaceGen, Bandung)

Editor: Hayati

Kamu AoP punya cerita perubahan? Kirimkan ceritamu ke [email protected]

Daftar untuk mendapatkan info & promosi menarik!