Tips Berdamai Dengan Diri Sendiri ala Agent of Peace Solo

Cara berdamai dengan diri sendiri
Ilustrasi by: cupoftiw_
Damai itu apa sih? Menurut KBBI, damai adalah tidak ada perang, kerusuhan dan aman. Tidak ada yang namanya lempar-melempar bom molotov, tidak ada suara DER DER DER, tidak ada pertumpahan darah, dan tidak ada pula suap-menyuap.

Setiap orang pasti punya masalah, tak terkecuali dengan kita yang masih jadi anak remaja zaman now, entah masalah dengan diri sendiri, keluarga, teman, dan lainnya. Apalagi, anak-anak yang tipenya troublemaker, wush, makin banyak lagi tuh urusannya!

Kalau dipikir-pikir, masalah tuh emang ribet banget. Namun, seiring berjalannya waktu, ketika kita mampu menghadapinya, entah diselesaikan sendiri atau minta bantuan pada orang lain, pasti akan bisa berlalu.

Dalam menyelesaikan masalah juga butuh perjuangan, tetapi kalau gak ada masalah juga gak akan ada namanya perdamaian karena di dalam masalah pasti ada salah satu pemicu terjadinya percikan-percikan negatif.

Diantara banyaknya permasalahan yang ada, kita harus tetap menciptakan damai yang tentunya kita harus menemukan cara  berdamai dengan diri sendiri terlebih dahulu karena sebelum menyebarkan dengan orang lain, kita harus berdamai dengan diri kita terlebih dahulu.

Gimana ya, cara untuk membuat damai, tetapi kita sendiri punya masalah? Nih, aku kasih tahu caranya.

Tips menciptakan damai menurut aku dan riset kecilku

Contoh kecil, subuh-subuh sebelum berangkat kerja, Mama menyempatkan untuk memasak nasi goreng buat sarapan, tetapi aku malah membeli makanan dari luar.

Dan Mama marah karena nasi goreng buatannya tidak aku makan. Dari hal ini, kita punya pilihan yang bisa menentukan kejadian selanjutnya.

Pilihan pertama, kita marah karena kita memang tidak mau memakan nasi goreng buatan Mama. Dan pilihan kedua, kita tenangin diri, dan bilang, ‘’Maaf, Ma.’’

Kebanyakan dari kita-kita pasti memilih pilihan pertama karena sudah tersulut emosi duluan.

Udah kesel nih, kena semprot mulu. Lagian, Mama ada apa sih? Pake marah-marah segala, padahal cuma gitu doang.

Pasti kalian pernah berpikir seperti itu, tenang, aku juga kok. Yuk, kita lihat dari sisi Mama.

Mama bangun subuh untuk menyiapkan sarapan, terus cepat-cepat berangkat kerja buat cari nafkah. Apa nggak kasihan coba? Udah masak capek-capek, nggak dimakan sama anaknya. Udah gitu anaknya malah gantian marahin mamanya. Yang sabar ya, Ma. Tapi ini fakta loh.

Coba kalau kita lebih tenang dan memilih pilihan kedua. Hanya dengan kata maaf”, semua masalah selesai. Suasana bakal jadi lebih cair dan nggak tegang kaya kejadian di atas.

Segampang itu bikin damai sebenarnya. Cuma mental dan pikiran kita aja yang belum terlatih untuk menjadi pembawa damai. Bawaanya kesel, bete, badmood. Sukanya mikirin diri sendiri, masalah orang lain nggak digubris. Rasanya tenang banget kalau kita sudah mampu menemukan cara berdamai dengan diri sendiri.

Yuk, coba deh, lihat semua masalah dari segala aspek. Kira-kira apa ya yang akan terjadi kalau aku bersikap seperti itu?

Balik lagi ke topik perdamaian! Kita udah bahas contoh kejadian yang menimbulkan peperangan tuh, walau peperangannya nggak pake senjata, hihi.

Ini Pengalaman Damaiku

Coba kita ulik-ulik pengalamanku yang menimbulkan damai. Ada tiga pemeran di sini, yaitu Aku, Dita, dan Lucas.

Dita, dia seorang sekretaris kelas sedang menulis tugas di papan tulis. Ia terpaksa jinjit karena tubuhnya yang pendek, tetapi Lucas di belakang malah ngetawain Dita.

“Cie, badannya bantet banget! Itu badan atau aci?’’, ejek Lucas. Dita awalnya masih biasa aja, belum marah-marah banget.

“Heh, bisa denger nggak tuh? Kok kayaknya telinganya kesumpelan jadah sekilo!”, teriak Lucas lagi.

Dita mulai berbalik badan, dengan tampang seram. Ngeliatin muka Lucas yang kelihatan lagi nantangin. Dita membalas ejekan Lucas, ‘’Halah, kamu juga tuh. Telinga segede gaban kadang aja nggak denger Pak Guru ngomong apa.’’

Aku mulai berdiri, menjadi penengah antara mereka berdua,“udah-udah, nyelesain masalah nggak usah pake ngotot. Kasian otot mukanya ketarik mulu. Lanjutin tugas kalian. Sekelas pusing tau dengar kalian debat mulu. Ini bukan tempat buat debat presiden.”

Savage parah sih Aku. Nah, seperti itu contohnya. Pikirkan efek positif dan negatif dalam menyelesaikan sebuah masalah.

Buat kepala menjadi dingin dan tenang, jangan main teriak dulu! Nggak bubar-bubar nanti masalahnya, malah nanti jadi malapetaka.

Segampang itu, bikin damai. Nggak ada ngotot-ngototan, telinga juga nggak sakit dengar orang teriak-teriak. Hati plong rasanya kalau nggak ada masalah. Semua jadi berjalan lebih lancar, ya nggak?

Kesimpulan yang Bisa Diambil Apa Dong? 

Kesimpulannya adalah, damai itu luas dan tenang. Damai bisa dianggap seperti virus kebaikan. Mudah menyebar ke semua orang jika orang-orang tersebut menerima keberadaan damai.

Sungai bersih adalah contoh damai. Dia tenang, walau berliku dan kita tidak tahu di dalamnya ada apa. tapi kita bisa ngeliat keindahan sebuah sungai dari jauh, hati rasanya bahagia.

Indah banget dunia kalau ada damai. Tugas kita sekarang apa? Menyebarkan damai layaknya virus. Namun, perlu banget untuk menemukan cara berdamai dengan diri sendiri sebelum menyebarkan damai itu sendiri. Yuk, berjuang bersama!

Penulis :
Felisitas Gwenola Arlin Setyawan (Agent of Peace Solo)

Editor:
Mela Rusnika (Media Officer PeaceGen)
Siti Maratun Nuraeni (AoP Chapter Purwokerto)
Hidayah Tria Ananda (AoP Chapter Makassar)

Daftar untuk mendapatkan info & promosi menarik!