Bandung, 14 Juni 2021
Pandemi sedang berlangsung namun kasus terorisme tetap tak terbendung. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat, transaksi keuangan terkait kasus terorisme mengalami peningkatan 70% pada 2020.
Tak hanya itu, 228 kasus terorisme terjadi di Indonesia selama tahun 2020. Meski menurun 1,3% dari tahun sebelumnya, Boy Rafli Amar, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), mengamati bahwa kelompok terorisme memanfaatkan pandemi COVID-19 untuk memperkuat jaringannya secara daring.
“Pada masa pandemi COVID-19, tren potensi radikalisme cenderung mengalami penurunan. Namun secara global, kita tetap waspada karena banyak penyebaran paham radikal terorisme yang dilakukan melalui media online,” tutur Boy dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPR, seperti yang dikutip oleh Harian Kompas (22/03/21).
Laporan penelitian The Habibie Center yang berjudul “Pandemi, Demokrasi, dan Ekstremisme Berkekerasan di Indonesia” pada 22 Februari 2021 memperkuat pengamatan Boy. Laporan tersebut menyimpulkan bahwa kelompok ekstremisme kekerasan melakukan pemantauan aktif secara daring selama pandemi. Mereka menganggap bahwa masa pandemi menjadi waktu yang tepat untuk melancarkan aksi karena respon pemerintah yang teralihkan untuk menangani berbagai prioritas dan dampak kesehatan, ekonomi, dan sosial akibat pandemi.
Selain itu, situasi ini juga menjadi celah untuk menyebarkan narasi anti negara dan merekrut orang-orang yang putus kerja. Tak sampai di sana, mereka juga menarik simpati masyarakat melalui aksi-aksi kemanusiaan terselubung dan alternatif pendidikan murah.
Organisasi Masyarakat Sipil Sektor PCVE Merapatkan Barisan
Peneliti The Habibie Center, Sopar Peranto, menilai, peran masyarakat sipil dan program berbasis komunitas perlu ditingkatkan untuk menangkal ekstremisme kekerasan di Tanah Air. Hal ini ia sampaikan sebagai rekomendasi penelitian saat webinar “COVID-19, Demokrasi, dan Ekstremisme Berkekerasan di Indonesia” pada 22 Februari 2021.
“Pertama, penguatan kembali peran masyarakat sipil dan kebebasan berpendapat. Kedua, menjamin akuntabilitas, check and balance, dan evaluasi pelibatan aktor keamanan dalam penanganan pandemi,” ujar Sopar, “ketiga, perbanyak program berbasis komunitas yang menguatkan kohesi sosial dan mendorong solidaritas,” tambahnya.
Di Indonesia sendiri diperkirakan terdapat puluhan organisasi masyarakat sipil yang bergerak di bidang pencegahan dan penanggulangan ekstremisme kekerasan (PCVE – Preventing and Countering Violent Extremism). Sayangnya, inisiatif-inisiatif tersebut tak pernah terpetakan dengan baik dan dampaknya sulit dilacak.
“Karena program PCVE tidak terpetakan dengan baik, repetisi dan tumpang tindih program sering terjadi sehingga boros energi dan dana. Padahal, banyak area lain yang juga perlu diperhatikan dan menjadi fokus program. Organisasi masyarakat sipil penggerak inisiatif PCVE perlu merapatkan barisan,” tutur Irfan Amalee, Executive Director PeaceGeneration Indonesia.
Hal tersebut memantik lahirnya Knowledge Hub (K-Hub) yang diinisiasi PeaceGeneration Indonesia. K-Hub merupakan sebuah platform teknologi untuk berbagi pengetahuan, data, dan kolaborasi mengenai pencegahan dan penanggulangan ekstremisme kekerasan (PCVE).
“K-Hub mengemas praktik baik jadi menarik, dampak jadi nampak, dan berita menjadi cerita sehingga para inisiator PCVE bisa mengambil langkah progresif dalam pencegahan dan penanganan ekstremisme kekerasan,” tambah Irfan.
Melalui teknologi yang mutakhir, K-Hub mengintegrasikan data-data penting PCVE ke dalam pusat data K-Hub. Pusat data ini memuat berbagai produk seperti hasil penelitian, lembar kebijakan, buku, modul, dan produk lainnya dari organisasi mitra K-Hub. Sesuai dengan kebutuhan dan jenjang akses, mitra K-Hub maupun masyarakat umum dapat mengakses data K-Hub.
Selain pusat data, K-Hub juga menawarkan layanan digital bagi organisasi PCVE untuk mengelola dan mengolah datanya sehingga mendorong pengambilan keputusan berdasarkan bukti (data-driven decision making).
K-Hub Launching
Platform K-Hub akan diluncurkan secara resmi pada 14 Juni 2021 lewat rangkaian kegiatan K-Hub Launching.
K-Hub Launching akan diawali dengan pembukaan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai perwakilan Pemerintah Indonesia dan Kedutaan Besar Australia sebagai perwakilan Pemerintah Australia yang turut mendukung melalui program Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ2). K-Hub Launching juga mengundang kedutaan besar negara sahabat, lembaga donor, serta organisasi masyarakat sipil yang bergerak di sektor PCVE. Peluncuran ini akan menandai permulaan kiprah K-Hub untuk memetakan kegiatan serta mensinergikan data dan kolaborasi PCVE di Indonesia.
Sementara itu, masyarakat umum dapat mengakses acara Virtual Exhibition K-Hub Launching sejak 14 hingga 27 Juni 2021. Pameran virtual ini akan menampilkan 23 upaya PCVE terbaik di Indonesia hasil kurasi K-Hub. Tak hanya itu, dua acara webinar nasional akan berlangsung pada 15 dan 21 Juni 2021.
Masyarakat dapat mengakses rangkaian kegiatan K-Hub Launching secara gratis melalui website K-Hub https://ve.k-hub.id/. Peserta juga akan mendapatkan sertifikat partisipasi dan berkesempatan mendapatkan hadiah menarik dari K-Hub.
Tentang K-Hub
K-Hub merupakan sebuah platform untuk menghubungkan dan memperkuat kolaborasi komunitas masyarakat sipil dan pemerintah dalam pencegahan juga penanggulangan ekstremisme kekerasan (PCVE) di Indonesia. Visi kami adalah untuk memetakan inisiatif PCVE di Indonesia dan membantu organisasi PCVE dalam proses pengambilan keputusan berbasis data melalui layanan digital interaktif yang terpadu.
Informasi lebih lengkap mengenai K-Hub dapat diakses melalui:
Website: https://k-hub.id/
Instagram: @khub_org
Email: [email protected]
Tentang K-Hub Launching
K-Hub Launching adalah rangkaian kegiatan peluncuran platform K-Hub yang diawali oleh Pekan Webinar dan Virtual Exhibition. Pada Virtual Exhibition ini, K-Hub akan menyuguhkan pengetahuan tentang Preventing and Countering Violent Extremism (PCVE) juga pengenalan platform K-Hub melalui pengalaman visual yang imersif dan interaktif.
Point of Contact
Ginan Aulia Rahman
(Comms Coordinator PeaceGeneration)
[email protected]
08118188834
Publikasi Penelitian The Habibie Center
http://habibiecenter.or.id/img/publication/5b9f109d63b1d05010b2b0f42198f4eb.pdf