Pengalaman saya mengenal Peace Generation dimulai saat saya ingin membuat proyek untuk beasiswa Australian Awards kategori Multifaith Women Leaders yang saya dapatkan. Pada saat itu seorang rekan mengusulkan agar proyek yang saya buat berkenaan dengan modul Peace Generation. Rekan saya pula yang mengusulkan agar saya membuat edisi Buddhis dari buku buku tersebut dikarenakan pihak Peace Generation belum memiliki edisi Buddhis dari buku buku tersebut, sementara yang ada baru edisi Islam dan edisi Kristen Katolik.
Saat saya usulkan hal tersebut kepada supervisor saya dari organisasi Wanita Buddhis Indonesia yang saya wakili dalam ajang Multifaith Women Leaders tersebut, ternyata hal tersebut disambut baik. Maka jadilah saya menjadikan pembuatan edisi Buddhis dari buku buku Peace Generation sebagai proyek saya. Mulailah saya menghubungi Mas Irfan Amalee sebagai pimpinan dan founder Peace Generation untuk merundingkan hal tersebut yang mana disambut baik oleh beliau. Namun untuk proyek saya dikarenakan terdapat tenggat waktu yang dekat, beliau mengusulkan agar dimulai dengan lima buku dulu saja. Mas Irfan pula yang mengusulkan nomor nomor yang perlu dicetak awal, yaitu nomor 1, 2 , 3, 8 dan 12.
Sementara itu di organisasi, saya membentuk tim revisi buku. Tim revisi ini terdiri dari lima orang, diantaranya tiga orang pandita termasuk saya. Sedangkan yang dua berasal dari tim pendidikan Wanita Buddhis Indonesia. Saya juga menghubungi salah seorang bhikkhu yang kebetulan menekuni bidang pendidikan untuk diminta sebagai konsulen dari revisi. Untuk keperluan implementasi buku ini saya rencanakan diadakan di sekolah minggu, sehingga sementara menunggu editing dan lay out buku jadi, saya menghubungi beberapa sekolah minggu. Bersama para pengurus sekolah minggu saya lalu mengatur jadwal saya membawakan materi Peace Generation tersebut.
Mendekati akhir September akhirnya selesailah kelima buku Peace Generation edisi Buddhis tersebut dicetak. Pada akhir September itu pula isi buku sekaligus di ajarkan oleh saya kepada murid murid sekolah minggu. Di sekolah minggu Vihara Dharma Bhakti Jelambar saya membawakan buku ini kepada kira kira 50an murid kelas 2 dan 3. Di sekolah minggu Prasadha Jinarakkhita, sebuh centre Buddhis di Kembangan, saya memberikan materi kepada murid kelas 1 dan 2.
Murid murid di kedua sekolah minggu tersebut sangat antusias dengan buku buku Peace Generation. Mungkin dikarenakan gambar gambar menarik dan cerita yang terdapat di buku buku tersebut. Khusus di buku 8 dan 12 juga terdapat komik yang diangkat dari cerita kehidupan Sang Buddha. Komik tersebut merupakan pengganti dari komik yang terdapat di edisi Kristen Katolik dan edisi Islam. Lay out yang cantik dengan warna warna yang cerah juga merupakan daya tarik lain dari buku buku Peace Generation.
Saya pun sangat gembira bahwa Buku buku nilai perdamaian dari pihak Peace Generation telah menjadi proyek saya dan proyek organisasi saya. Sesungguhnya nilai nilai yang diajarkan tersebut amatlah sejalan dengan ajaran agama Buddha yang saya anut. Dan segala nilai nilai cinta kasih, toleransi dan penerimaan tersebut amatlah penting untuk di tanamkan pada anak-anak yang merupakan generasi masa depan kita, sehingga harapan saya bahwa impian kita untuk memiliki dunia yang lebih damai dan harmonis bukanlah sekedar impian.
Penulis: Venita Tanusuwito, Penerima beasiswa Australian Awards kategori Multifaith Women Leaders