Program Ayo Main! bertujuan membangun ketahanan seluruh perangkat sekolah dalam mencegah intoleransi dan ekstremisme kekerasan berdasarkan prinsip human security di Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Malang.
Memberikan contoh sikap toleransi di sekolah menjadi salah satu aktivitas yang dilakukan program Ayo Main!. Melalui program ini, PeaceGen bersama UNDP melakukan intervensi berbasis sekolah dengan mengadopsi konsep pendekatan seluruh sekolah.
Kami melibatkan semua pihak di komunitas sekolah termasuk kepala sekolah, guru, staf non-guru, dan mahasiswa. Dengan berlatar belakang negara kita yang majemuk, maka berbagai tantangan dari intoleransi dan ekstremisme kekerasan dalam jangka panjang dapat berdampak terhadap berbagai ketidakamanan di masyarakat.
Berbagai pihak telah melakukan upaya pencegahan terhadap kondisi ini, baik pemerintah maupun masyarakat sipil. Mereka berusaha membangun komunitas yang tangguh dari berbagai ancaman, salah satunya dalam sektor pendidikan.
Namun, studi mengungkapkan banyak siswa yang memiliki pandangan intoleran, baik kepada penganut agama yang sama maupun kepada penganut agama lainnya.
Pada tingkat guru, penolakan terhadap perbedaan masih kuat sebagaimana dilihat dari adanya ketidaksepakatan terkait pembangunan rumah ibadah dan pemimpin yang berasal dari agama yang berbeda. Hal ini berdampak pada sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang aman, kini semakin rentan terhadap berbagai ancaman.
Belajar Perdamaian di Sekolah Lebih Seru Bersama Program Ayo Main!
Program Ayo Main! dilaksanakan dengan fokus melakukan intervensi ke 4 Sekolah Dasar di Kabupaten Sumenep dan 2 Sekolah Dasar di Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Untuk sekolah di Kabupaten Sumenep berada di wilayah Desa Guluk-Guluk, Desa Prancak, Desa Payundan, dan Desa Dung dang. Sedangkan sekolah di Kabupaten Malang berada di Desa Candirenggo dan Desa Singosari.
Dalam pelaksanannya, kami melibatkan pemerintah daerah untuk mendukung kinerja kami. Di sekolah, kami menyelenggarakan beberapa pelatihan secara daring dan luring.
Seluruh pihak sekolah yang terlibat antusias dengan kegiatan kami, terutama saat memainkan papan perasaan. Mereka menjadi lebih tau dan bisa mengidentifikasi perasaan mereka saat itu.
Adapun fasilitas pelatihan lainnya ada modul dan boardgame. Kini, seluruh masyarakat sekolah yang terlibat bisa menunaikan sikap toleransi dan siswa juga saling memberikan contoh sikap toleransi di sekolah, seperti saling menghargai satu sama lain.