Program JISRA mengajak 1000 guru dan 3000 siswa dari 4 wilayah di Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, dan Kota Cimahi) untuk mempromosikan dan mengamalkan toleransi, anti kekerasan, serta bebas perundungan di sekolah.
Pendidikan karakter menjadi salah satu strategi PeaceGen untuk membantu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam melawan tiga dosa besar yang masih membayangi dunia pendidikan di Indonesia, yaitu intoleransi, kekerasan seksual, dan perundungan.
Peace Generation melalui program Joint Initiative for Strategic Religious Action (JISRA) bersama dengan perwakilan guru-guru SMA mengembangkan modul serta pembelajaran kreatif untuk pendidikan karakter yang terintegrasi dengan kurikulum pelajaran di sekolah.
Kurikulum tersebut terdiri dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Agama Kristen (PAK), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), dan Bimbingan Konseling (BK).
Belajar Pendidikan Karakter Melalui Media Pembelajaran Kreatif
Dalam sebuah sesi diskusi dengan guru-guru SMA, tantangan yang dirasakan selama mengajarkan materi pendidikan karakter antara lain kesulitan waktu, materi yang tidak up-to-date dengan generasi Z, media belajar yang tidak menarik, dan siswa yang pasif terutama selama pembelajaran dari rumah.
Kami percaya bahwa materi dan media yang menyenangkan akan mengoptimalkan siswa sebagai pembelajar yang aktif. Sehingga nilai toleransi, perspektif gender, dan anti kekerasan dapat tersampaikan dengan optimal.
Melalui program JISRA, kami membuat modul dan media yang dapat mengakomodasi kebutuhan guru-guru sebagai aktor yang berperan penting dalam mengajarkan pendidikan karakter.
Guru-guru perwakilan mata pelajaran PAI, PAK, PPKn, dan BK kami libatkan sebagai penulis pendamping. Tim guru telah dibekali dengan workshop penulisan modul menggunakan metode Aktivitas-Refleksi-Konsep-Aplikasi (ARKA).
Guru-guru juga diberikan kesempatan untuk menuangkan ide dan memetakan beragam media belajar terkini seperti youtube, podcast, video, boardgame, serta komik ke dalam matriks ARKA.
Setelah pengembangan modul dan media selesai, kami akan menyelenggarakan training untuk guru-guru. Kami menargetkan sebanyak 250 guru yang terlibat dalam training setiap tahunnya. Guru-guru yang telah dilatih kemudian akan mengimplementasikan modul dan media pembelajaran kepada siswa selama satu semester.
Pengukuran dampak kami lakukan kepada seluruh penerima manfaat yaitu guru dan siswa. Indikator keberhasilan program JISRA menitikberatkan tidak hanya pada perubahan pola pikir tetapi juga perilaku, sehingga dalam prosesnya kami berkolaborasi dengan ahli serta praktisi di bidang gender, komunikasi, media sosial, monitoring dan evaluasi.
Untuk keberlanjutan program, kami akan mulai aktivasi digital learning platform yang dalam jangka panjang diharapkan mampu menjadi medium belajar dan mewadahi diskusi pembelajaran pendidikan karakter di Indonesia.