Peace Camp Makassar diselenggarakan sebagai respons dari peristiwa pengeboman Gereja Katedral di Makassar. Berlatar belakang peristiwa ini, Peace Camp mengajak generasi muda di Makassar dengan tujuan menyebarkan nilai-nilai inklusivisme, toleransi, dan menghormati keragaman.
Toleransi beragama baru pertama kali Nur Aisyah rasakan saat mengikuti kegiatan Peace Camp Makassar Batch 1. Aisyah bisa bertemu dengan peserta dengan latar belakang berbeda yang saling merangkul dan mendengarkan. Aisyah merasa benar-benar dihargai, bahkan peserta lain menunjukkan sikap toleransi agama yang cukup tinggi.
“Saya menemukan hal yang baru selama training, teman-teman baru, keluarga baru yang sangat antusias untuk mendengarkan dan merangkul. Kami semua berbeda dan dari banyak latar belakang yang berbeda pula. Kegiatan ini bisa membekas dalam diri saya sendiri. Saya yakin kedepannya perdamaian dapat tersalurkan dan dijadikan motivasi untuk sebuah bangsa dan negara yang lebih baik.”
Peace Camp mencetak Peacemakers atau kami sebut juga Agent of Peace (AoP) sebanyak 100 AoP dan 600 Peace People. Peace People adalah seseorang yang belajar 12 Nilai Dasar Perdamaian dari AoP.
Kegiatan Peace Camp diselenggarakan sebanyak tiga kali, diantaranya Peace Camp untuk mahasiswa, Training Peace for Educator untuk pendidik dari berbagai sekolah, dan Peace Camp untuk siswa-siswi SMA/ SMK sederajat. Peserta juga berasal dari berbagai kepercayaan, namun mayoritas beragama Islam dan Kristen yang akan berlajar toleransi beragama.
Peserta mengikuti pelatihan untuk belajar 12 Nilai Dasar Perdamaian selama tiga hari. Setelah itu, peserta diberikan misi untuk menyebarkan nilai-nilai perdamaian secara proaktif, khususnya kepada generasi muda lainnya di Makassar.
Peacemaker Mission
Ada tiga misi yang AoP lakukan dalam kurun waktu tiga minggu setelah mengikuti pelatihan, yaitu menulis Story of Change (SoC), membuat konten di sosial media, dan menyebarkan nilai perdamaian kepada 30 orang secara online maupun offline.
Tujuan dari misi ini untuk menanamkan nilai damai pada diri sendiri dan menyebarkannya kepada orang lain sebagaimana yang dipelajari dari modul 12 Nilai Dasar Perdamaian.
Kini, Nur Aisyah telah resmi menjadi AoP yang akan menjadi garda terdepan dalam menumbuhkan toleransi beragama, inklusivisme, dan menghargai serta menghormati keragaman.