Selama 2 hari, 11-12 Oktober, Komunitas Kebhinnekaan berkolaborasi dengan PeaceGeneration Indonesia untuk terus merawat dan menanam benih kebhinnekaan di hati para penerus bangsa Indonsesia. Ada 60 siswa SMP, SMA dan Mahasiswa dari Cimahi dan Bandung yang berpartisipasi di program kali ini. 60 peserta ini dari 6 agama berbeda, yakni Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu.
Tujuan program ini adalah memberikan kesempatan pada peserta untuk mengalami indahnya perbedaan dan keragaman khususnya di bumi Bandung dan timbulnya kesadaran dan sikap toleransi yang kuat pada generasi muda Indonesia. Program ini dilakukan di Bumi Silih Asih, Bandung.
Di hari pertama, peserta mengakui malu dan takut satu sama lain karena agama yang berbeda, tetapi malam hari (Sabtu malam) peserta sudah cair dan peretemanan mereka menjadi hangat. PeaceGen memberikan materi 12 Nilai Dasar Perdamaian; Nilai 2, Mengolah Prasangka dan Nilai 8, Indahnya Keberagaman.
Kunjungan kedua adalah ke Kampung Toleransi di Jl. Pasundan. Di kampung ini terdapat Gereja Kristen Protestan, Vihara dan Masjid Assalam. Peserta mengunjungi satu per satu tempat ibadah di kampung ini.
Kunjungan ini sangat disambut hangat oleh masing-masing pemuka agama, mereka juga menjelaskan prinsip-prinsip dalam ajaran agamanya. Selesai kunjungan ini peserta kembali ke Bumi Silih Asih.
Di hari Sabtu, agendanya adalah mengunjungi rumah-rumah ibadah yang da di Bandung. Kunjungan pertama ke Gereta St. Paulus. Peserta disambut oleh Romo Toto di dalam Gereja, dan Romo mulai menjelaskan apa itu Katolik dan simbol dan gambar-gambar yang ada di dalam Gereja.
Banyak peserta mengaku ini adalah pengalaman pertaman mereka masuk ke dalam Gereja, sehingga mereka sangat menikmati penjelasan dan tour di dalam Gereja.
Sesi terakhir, peserta diminta untuk membuat vlog, hasil refleksi mereka selama 2 hari ini. Kemudian dipresentasikan. Banyak hal baru dan sangat berkesan dalam hati peserta.
Dan peserta mengaku, ternyata programnya seru dan gak takut lagi bertemu dan berteman dengan orang lain (agama lain). Setelah acara selesai, kelihatan peserta tidak ingin saling meninggalkan, ini tanda bahwa kegiatan Wawasan Kebangsaan ini berhasil.
Penulis: Hayati (AoP Coordinator)