Terselenggara pada Sabtu, 22 September 2018, BGFP 2.0 Solo kedua ini memiliki keunikan tersendiri. Salah satu fasilitator Solo, Muhammad Fahmi Ma’arif, mengatakan bahwa sesi kali ini ia dan tim fasilitator Solo memiliki tantangan yang unik. Satu peserta yang berasal dari Timor Leste merupakan peserta yang memerlukan bimbingan khusus dari panitia.
“Pelatihan kali ini didukung dengan keragaman yang begitu kental dengan latar belakang peserta yang berbeda-beda, mulai dari peserta asal Timur Leste, Riau, Yogya, Semarang dan juga palembang menjadikan kita memiliki banyak perbedaan, yang semakin membuat kita percaya dan yakin bahwa dengan apapun dan bagaimanapun perbedaan kita, kita harus tetap bersatu dan berdamai dengan perbedaan itu sendiri,” ujar Fahmi dalam laporan tertulis kepada tim PeaceGen. (23/11)
Fahmi menambahkan, selain peserta yang berasal dari Timur Leste, acara ini juga dihadiri oleh peserta difabel yang didampingi oleh dua panitia. Peserta difabel tunanetra ini memerlukan pengawasan dan bimbingan yang intens, agar mempermudah beradaptasi dengan board game.
“Yang selanjutnya adalah peserta difabel karena pada pelatihan kali ini ada yang tunanetra, jadi membutuhkan pengawasan dan pembimbingan yang lebih intens. Alhamdulillah kami berhasil mengatasinya dan peserta difabel sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena dalam kegiatan ini dia merasa dilibatkan dalam setiap sesi dengan tidak mempedulikan keadaan dia.” (23/11).
Penulis: Zulkifli Fajri Ramadan